Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku sangat terkejut, atas
tertangkapnya Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar oleh Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK).
Apalagi, SBY menilai MK adalah lembaga negara yang teramat penting bagi ketatanegaraan dan pemerintahan nasional.
"Saya perlu sampaikan khusus atas peristiwa ini, bahwa saya sangat terkejut dengan adanya kasus di MK ini. Apalagi yang ditangkap adalah ketuanya," kata SBY di Istana Negara, Kamis (3/10/2013).
Namun, SBY yakin proses demokratisasi di Indonesia akan terus berjalan baik meski Ketua MK ditangkap karena kasus suap.
"Kalau sudah berbicara tentang pemilu, pemilihan kepala daerah itu berkaitan dengan suara rakyat dan itu hakikatnya demokrasi yang akan terus kita matangkan dan tingkatkan kualitasnya," jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, Ketua MK Akil Mochtar tertangkap tangan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi menerima suap terkait sengketa Pilkada Kabupaten Gunung Mas senilai Rp 3 miliar.
Saat ditangkap, Akil bersama anggota DPR RI Chairun Nisa dan pengusaha berinisial CN di rumah Akil, Komplek Widya Chandra III Nomor 7, Jakarta Selatan. Di tempat terpisah, KPK menangkap Bupati Gunung Mas Hambit Bintih yang menjadi calon petahana pada Pilkada Gunung Mas. Ditangkap juga bersama Hambit seseorang berinisial DH.
Disisi lain kita masih mengingat Moment
Presiden SBY Lantik Hakim Mahkamah Konstitusi
Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono melantik Hakim Konstitusi Akil Mochtar, Patrialis Akbar, dan
Maria Farida Indrati di Istana Negara, Jakarta, Selasa 13 Mei 2013.
Akil dilantik menjadi
Ketua Mahkamah Konstitusi menggantikan Mahfud MD, Patrialis dilantik
menggantikan Achmad Sodiki yang jabatannya berakhir pada Agustus 2013,
dan Maria dilantik untuk periode keduanya sebagai Hakim Konstitusi.
Apalagi, SBY menilai MK adalah lembaga negara yang teramat penting bagi ketatanegaraan dan pemerintahan nasional.
"Saya perlu sampaikan khusus atas peristiwa ini, bahwa saya sangat terkejut dengan adanya kasus di MK ini. Apalagi yang ditangkap adalah ketuanya," kata SBY di Istana Negara, Kamis (3/10/2013).
Namun, SBY yakin proses demokratisasi di Indonesia akan terus berjalan baik meski Ketua MK ditangkap karena kasus suap.
"Kalau sudah berbicara tentang pemilu, pemilihan kepala daerah itu berkaitan dengan suara rakyat dan itu hakikatnya demokrasi yang akan terus kita matangkan dan tingkatkan kualitasnya," jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, Ketua MK Akil Mochtar tertangkap tangan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi menerima suap terkait sengketa Pilkada Kabupaten Gunung Mas senilai Rp 3 miliar.
Saat ditangkap, Akil bersama anggota DPR RI Chairun Nisa dan pengusaha berinisial CN di rumah Akil, Komplek Widya Chandra III Nomor 7, Jakarta Selatan. Di tempat terpisah, KPK menangkap Bupati Gunung Mas Hambit Bintih yang menjadi calon petahana pada Pilkada Gunung Mas. Ditangkap juga bersama Hambit seseorang berinisial DH.
Disisi lain kita masih mengingat Moment
Presiden SBY Lantik Hakim Mahkamah Konstitusi
No comments:
Post a Comment