Thursday, July 11, 2013

[Media_Nusantara] DUGAAN KETERLIBATAN KETUA KOMISI XI DPR EMIR MOEIS DALAM KASUS CENTURY

 

DUGAAN KETERLIBATAN KETUA KOMISI XI DPR EMIR MOEIS DALAM KASUS CENTURY
by @TrioMacan2000

Eng ing eeeng …kita bahas kasus korupsi Bank Century dan Dugaan keterlibatan Emir Muis pd bail out, korupsi & pencucian uang di Bank tsb. Jadi, dilanjutkan dari awal via akun ini. Sama saja toh…yg penting rakyat tahu bgmn fakta2 korupsi, bail out dan pencucian uang di BC itu

Pada dokumen berjudul 'Transaksi Keuangan Mencurigakan atas Nama ZEM muncul' (terkait penggelapan dana kas valas Bank Century). ZEM yang dimaksud adalah Zederick Emir Moeis, yang merupakan anggota DPR dari PDIP. Ketua Komis XI DPR RI yg saat ini ditahan KPK. Di dok tsb disebutkan bahwa Emir Moeis rutin terima setoran valas tanpa disertai fisik bank notes-nya ke rek an. dirinya pada 2007-2008. Di dok tsb disebutkan bahwa Emir Moeis rutin terima setoran valas tanpa disertai fisik bank notes-nya ke rek an. dirinya pada 2007-2008. Emir juga menerima dana valas secara tunai dari Bank Century dalam jumlah besar, namun tidak dicatat dalam pembukuan bank. Anehkan?

Sumber dana valas yang disetorkan ke rek Emir atau pun yang diserahkan tunai kpd Emir berasal dari penggelapan kas valas Bank Century. Dilakukan oleh Kepala Duvisi Bank Notes, Dewi Tantular. Dewi Tantular, yang merupakan adik Robert Tantular, masih menjadi buron.

Pada tahun 2008, Emir sebanyak dua kali menitipkan dana tunai Rp 10 miliar di Bank Century. Uang itu diambil lgsg oleh petugas bank dari sekretaris Nirwan D Bakrie : Ani, berlokasi di Wisma Bakrie 2, Jl HR Rasuna Said, Jakse. Emir juga beberapa kali pernah meminta bantuan petugas Bank Century untuk melakukan pembayaran beberapa kartu kredit milik Emir. Jumlahnya antara ratusan ribu hingga puluhan juta rupiah. Disebutkan dalam dokumen itu, sumber dana yang digunakan : tidak jelas

Dalam dokumen itu, dirinci rek2 Emir Moeis di Bank Century. Di Bank Centuey/ Bank Mutiara itu, Emir pny 4 rekening dgn 4 jenis rek. Di rekening jenis Giro Mutiara Rupiah, Emir memiliki saldo Rp 65.691.766. Di rekening jenis Giro Mutiara Valas, Emir memiiki saldo US$ 192.16. Di rekening jenis Tabungan Rupiah, Emir memiliki saldo Rp 92.088.685. Di rekening jenis Deposito Mutiara Rupiah, Emir memiliki saldo Rp 2.250.000.000. Semua besaran saldo tersebut per 21 Desember 2009.

Emir mengakui menabung di Bank Century sejak 2004. Emir memiliki rekening giro, tabungan dan valuta asing di Bank Laknat itu. Sementara rekening anaknya, Armand Omar Moeis, adalah hak anaknya sendiri. Merupakan entitas hukum sendiri kata Emir. Ga ada hubunganya. Data Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), terdapat 2 nama yg muncul yakni, Armand Omar Moeis dan Zederick Emir Moeis. Dalam data PPATK disebutkan, Armand Omar Moeis menarik dana pada 5 Maret 2009 sebesar Rp 400 juta. Penerima dana atas nama Ananda Emira Moeis. Juga disebut, nasabah atas nama Zederick Emir Moeis memiliki 4 rekening di Bank Century. Pertama adalah rekening giro senilai Rp 65,691 766. Kedua, rekening giro dalam bentuk US dollar sebesar, USD 192.16 (Giro). Ketiga, rekening tabungan dengan saldo Rp 92,088,685. Dan terakhir adalah deposito dengan nilai Rp 2,250,000,000.

Berdasarkan audit forensik BPK, disebutkan ''DT'' alias Dewi Tantular, adik Robert Tantular telah menggelapkan dana valas Bank Century. Sebagian dana valas yang diduga digelapkan DT mengalir kepada Emir Moeis pada 2008 sebesar US$ 392.110. Audit BPK tidak menemukan bukti setoran, baik di Bank Century maupun yang dimiliki Emir Moeis. Audit BPK tidak menemukan bukti setoran, baik di Bank Century maupun yang dimiliki Emir Moeis. selain itu BPK juga menemukan aliran dana dari SS (anak Boedi Sampoerna) dan Sdri SL (istri SS) ke PT MNP ((Media Nusa Pradana). MNP adalah penerbit Jurnal Nasional. Aliran dana itu sebesar Rp 100,95 milyar. Saat ini MNP dikabarkan telah ditakeover Gita Wirjawan. Tapi pengetikan dilakukan atas perintah Dewi Tantular yang berkoordinasi dgn Robert Tantutar. Semua bukti2 ini ditemukan oleh audit BPK. Audit BPK juga temukan Transaksi penukaran valas dan penyetoran hasil penukaran valas dari HEW ( Hartanto Edi Wibowo). HEW alias antok adalah ipar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono) dan SKS (istri HEW)

Selama tahun 2008, BPK juga mencatat, terdapat 6 kali penyerahan dana tunai dari Bank Century kepada Emir Moeis sebesar US$ 317.810. Kata Emir ke BPK, penyerahan valas tunai itu terkait dengan pencairan pokok dan pendapatan bunga investasinya di CIC-IC. Tapi BPK lagi-lagi tak menemukan data yang mendukung keterangan Emir Moeis ini alias diragukan kebenarannya alias bohong hehe

Temuan lain BPK adalah aliran dana dari Sunaryo Sampoerna dan istrinya melalui PT IMA dan PT SMS ke PT Media Nusa Pradana Rp 100,95 M. Putra pengusaha Budi Sampoerna itu melakukan transaksi ini pada periode 2006-2009. Penelusuran BPK, pada 2009 ada transfer dari rek Budi Sampoerna dan perusahaannya (PT LSB) di Bank Century ke rek PT SAN di BCA 14,85 M. Dari rekening itu, ada aliran dana ke rekening Sunaryo Sampoerna di Bank Mandiri sebesar Rp 7,8 milyar. Selanjutnya, dari rekening Sunaryo mengalir ke PT IMA dan PT SMS di Bank BNI dan Bank Commonwealth. PT IMA dan PT SMS juga menerima dana dari Sunaryo dan istrinya sebesar Rp 100,95 M. Sedaaap..lemak niaan hehehe, PT IMA dan PT SMS adalah pemegang saham PT MNP. Sunaryo berdalih bahwa aliran dana itu untuk membiayai operasional PT MNP.

Yang sangat menarik adalah temuan HEW dan istrinya, SKS alias Satya Kumala Sari. Mereka menjadi nasabah Bank Century sejak Jan 2007. Ditransfer ke rekening Hartanto di BCA Cabang Times Square di Cibubur pada 25 Januari 2007 sebesar Rp 452 juta. Dengan modus yang sama, penyetoran dilakukan pada 30 Juli 2007 sebesar Rp 368 juta dan BII Cab Mangga Dua pada 22 Nov 2007 Rp 469 juta. Uang yang disetor berasal dari penukaran valas ke rupiah di Bank Century Cab Pondok Indah ygdilakukan staf Bank Century P Indah. Stafmarketing Bank Century Pondok Indah berinisial ''AFR''. Nilainya masing2 US$ 35.000 dan US$ 45.000. Pada buku catatan mengenai kas valas di Bank Century Cabang Pondok Indah tidak ditemukan adanya transaksi penukaran kas valas tersebut. Berdasarkan pengakuan AFR, ia tak pernah menerima fisik valas. Adapun Hartanto dan Satya Kumala Sari kepada BPK menyatakan bahwa benar telah menukarkan dan menyetor uang itu. BPK telah memeriksa HEW dan SKS. Namun ia menyatakan tak mengetahui bahwa HEW dan SKS adalah kerabat Cikeas..hehehe

Bagaimana dengan @KPK_RI ? Meski KPK sdh pny salinan hasil audit lanjutan BPK (seharusnya audit forensic), s/d saat ini KPK tdk jua usut. KPK terbukti tdk berani sentuh HEW dan SKS walau pun bukti2nya segudang. KPK juga ga berani usut soenaryo putra Budi Sampoerna. Why ?. Pokoknya sejak @KPK_RI jilid 3 ini sdh ditaklukan istana dgn menyimpan bukti2 kriminal 4 pimpinan KPK, KPK jadi kambing congek Istan. Siapa saja koruptor besar republik ini jika punya istana sebagai bekingnya dijamin aman tentram sejahtera. Tak akan diusut KPK. Takuuut

KPK jilid 3 sekarang hanya berani usut kasus2 atau periksa dan tahan koruptor2 tertentu yg sdh dapat lampu hijau utk diusut oleh istana. Atau kasus2 yg memang diperintahkan Istana utk diusut KPK seperti kasus recehan PKS atau dagelan TPPU cewek2 fatonah yg tak lucu itu. Bgmn dgn LSM seperti ICW, PUKAT dll itu ? Sami mawon. Bungkam 1000 bahasa. Tiba2 gagu, tuli dan bebal karena punya kepentingan yg sama. Apakah @KPK_RI sebaiknya kita bubarkan saja ? KPK telah menjadi alat yang sangat berbahaya : melindungi korupsi kroni2 Istana ! Apakah @KPK_RI sebaiknya kita bubarkan saja ? KPK telah menjadi alat yang sangat berbahaya : menyikat korupsi recehan musuh2Istana !

…..terserah anda rakyat Indonesia ! Sekian. Merdeka !!

baca juga :
"SEPUTAR PENAHANAN KETUA KOMISI XI DPR EMIR MOEIS OLEH KPK" ==> http://jaringanantikorupsi.blogspot.com/2013/07/medianusantara-seputar-penahanan-ketua.html

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment