Tenurial Dalam Perdebatan REDD, Pokok Persoalan Atau Hanya Pelengkap?
Di tengah perdebatan mengenai formula dan mekanisme institusional dan finansial yang tepat bagi skema REDD (Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation), isu kepastian tenurial atas tanah dan sumber daya hutan bagi masyarakat berada pada arus pinggir perdebatan.
Namun, bagi negara-negara berkembang, khususnya Indonesia, semestinya ini menjadi agenda utama untuk diselesaikan. Apapun program pembangunan kehutanan yang dirancang, tidak akan mampu berjalan efektif apabila masih menutup mata terhadap situasi ketidakpastian tenurial yang dihadapi oleh masyarakat-masyarakat kampung hutan di seluruh negeri ini.
Namun apakah sesungguhnya persoalan hakiki dari isu tenurial ini? Apakah persoalannya hanya terbatas pada pengakuan-pengakuan hukum terhadap hak-hak masyarakat? Adakah dimensi sosial-ekonomi lainnya yang melekat pada persoalan ini? Dan bagaimana persoalan ketidakpastian tenurial ini akan berkontribusi pada ke(tidak)efektifan pelaksanaan REDD di Indonesia?
Laporan yang dituliskan oleh Lorenzo Cotula dan James Mayers ini akan memberikan kita sebuah perspektif kritis mengenai aspek tenurial dalam pelaksanaan REDD. Tidak hanya itu, komparasi yang dilakukan pada beberapa negara memperlihatkan bahwa ada modus yang mirip dan berulang dari pelaksanaan proyek-proyek kehutanan yang mengabaikan kepastian tenurial. Hampir dapat dipastikan proyek-proyek itu mengorbankan keadilan sosial dan lingkungan bagi masyarakat pemilik dan pengguna hutan.
Laporan Tenurial Dalam Perdebatan REDD ini dapat diunduh di http://epistema.or.id/tenurial-dalam-perdebatan-redd-pokok-persoalan-atau-hanya-pelengkap/
Luluk Uliyah
Knowledge and Media Manager
Epistema Institute
Jl. Jati Mulya IV No.23, Jakarta 12540
HP. 0815 9480246
www.epistema.or.id
fb: Epistema Inst | t: @yayasanepistema
“Belajar dan Berbagi untuk Keadilan Eko-Sosial”
Reply via web post | Reply to sender | Reply to group | Start a New Topic | Messages in this topic (1) |
No comments:
Post a Comment