Tuesday, May 7, 2013

[Media_Nusantara] IGJ: Kenaikan BBM Pacu Impor Ikan dan Pangan

 

IGJ: Kenaikan BBM Pacu Impor Ikan dan Pangan
 
Jakarta, 6 Mei 2013. Indonesia for Global Justice memperkirakan kenaikan Bahan Bakar Minyak menjadi Rp 6500,- akan berdampak pada membanjirnya produk pangan impor di Indonesia. Jika wacana ini direalisasikan, maka impor pangan diperkirakan melonjak hingga lebih dari 30 persen.
 
Direktur Eksekutif IGJ, M. Riza Damanik, menjelaskan, "setidaknya ada dua faktor utama yang mempengaruhi lonjakan volume impor pangan akibat kenaikan BBM, yaitu meningkatnya biaya produksi ditingkat petani dan nelayan. Lalu, di tingkat konsumen, kenaikan BBM akan memicu inflasi yang menyebabkan penurunan daya beli masyarakat."  
 
Di sejumlah daerah seperti Jambi misalnya, dengan harga solar hari ini sebesar Rp 4500,- per liter, para petani sudah harus membayar seharga Rp 8000,- hingga Rp 10.000,- per liter di tingkat eceran. Demikian halnya para nelayan maupun usaha pemindangan ikan di Nusa Tenggara Barat, yang membeli solar dengan harga Rp 1500,- hingga Rp 3500,- lebih mahal dari harga BBM bersubsidi yang ditetapkan pemerintah.
 
"Ada pekerjaan rumah yang belum dilunasi pemerintah. Yakni, membenahi distribusi BBM bersubsidi secara berkeadilan ke kampung petani dan nelayan. Pada periode 2011 - 2012, hanya kurang dari 10 persen dari proyek pembangunan Solar Packet Dealer Nelayan (SPDN) yang berhasil beroperasi di kampung nelayan. Selebihnya belum beroperasi, bahkan 4 diantaranya dibatalkan. Kondisi ini mengandaikan masih akan tingginya akumulasi kenaikan harga BBM yang bakal dibayarkan oleh petani dan nelayan kedepannya", terang Riza.
 
Tabel 1. Status Proyek Pembangunan SPDN di Kampung Nelayan, 2011-2012
No
Status SPDN
Jumlah
1
Sudah beroperasi
5
2
Belum beroperasi
44
3
Batal beroperasi
4
 
Total
53
Sumber: IGJ (2013)
 
Bagi keluarga menengah ke bawah, lebih dari 70 persen pendapatan per bulan habis untuk membeli kebutuhan pangan. Jika harga jual produk pangan di tingkat petani sudah naik akibat kenaikan biaya produksi, maka konsumen akan beralih ke produk pangan impor yang lebih murah sebagai bagian dari strategi bertahan hidup di tengah pendapatan yang tidak berubah dan tingginya inflasi.
 
"Kenaikan BBM akan memukul keras produsen pangan lokal yang tidak bisa bersaing dengan harga pangan impor yang lebih murah. Bayangkan jika disuruh memilih antara membeli kentang Dieng seharga Rp 7500 per kilogram atau kentang Cina seharga Rp 3500 per kilogram bisa dipastikan produk pangan impor akan merajai pasar-pasar tradisional", tambah Riza.
 
 
Tabel 2. Perbandingan Harga Sejumlah Produk Holtikultura Lokal dan Impor
Jenis Komoditas
Harga Produk Lokal (Rp/Kg)
Harga Produk Impor (Rp/Kg)
Bawang Putih
25000
24000
Kentang Menu ABC
5500
4400
Cabe Merah
30000
23000
 
Sumber: Informasi Harga Komoditi, Kementan periode April 2013 dan lainnya, diolah
 
"Nilai impor bahan pangan Indonesia saat ini tidak kurang dari US$ 20,6 milyar. Kenaikan BBM Rp 6500,- akan memacu terjadinya lonjakan kenaikan nilai, volume, maupun jenis produk pangan impor hingga mencapai 30 persen lebih. Olehnya, subsidi BBM tetap diperlukan guna menjaga ketersediaan pasokan pangan dan perekonomian rakyat Indonesia", tutup Riza.
 
 
Informasi lebih lanjut:
M.Riza Damanik, Direktur Eksekutif IGJ
di 0818773515/ riza.damanik@igj.or.id
 
 
Sekretariat Indonesia for Global Justice
Jln.Tebet Barat XIII No.17 Jakarta 12810
Tel & Fax: 021-8297340 Email: igj@igj.or.id

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
MARKETPLACE


.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment